PERAYAAN PESTA PELINDUNG 2016
PERAYAAN PESTA PELINDUNG
MALAIKAT AGUNG “SANTO MIKAEL”
GEREJA KATOLIK STASI ST. MIKAEL WIRADESA
- 29 September 2016 -
Tumpeng Pesta Pelindung dok. Frederik |
dok, Remaja Digital Foto |
Wiradesa,- Kamis, 29 September 2016, tepatnya pukul 17.00 wib. Umat Gereja Katolik Stasi St. Mikael Wiradesa bersama-sama merayakan Perayaan Pesta Nama (Pesta Pelindung) Malaikat Agung “SANTO MIKAEL”. Perayaan sore itu dipimpin oleh Rm. MB. Sheko Swandi Marlindo, Pr dengan didampingi oleh Fr. M. Juhas Irawan. Perayaan Sore itu, dihadiri sekitar ± 100 orang, yang kebanyakan merupakan warga stasi Wiradesa dan ada yang dari Pekalongan. Dalam perayaan ini, selain memperingati Pesta dari Santo Mikael, juga bersama merayakan Santo Gabriel, dan Santo Rafael. Ketiga-Nya merupakan Malaikat Agung. Mikael yang berarti “Siapakah yang sama dengan Allah?” adalah Malaikat Agung Allah dan Panglima bala tentara Surga. Mikael dikenal sebagai Malaikat Keadilan. Ia lah yang telah mengalahkan Lucifer atau yang sering disebut Iblis. Rafael yang artinya “Tuhan yang Menyembuhkan” adalah Malaikat yang bertugas untuk menyembuhkan orang-orang sakit yang tentunya beriman kepada Tuhan. Rafael dikenal pula sebagai Penjaga Sakramen Tobat. Rafael digambarkan membawa wadah minyak pengurapan. Gabriel adalah Malaikat Inkarnasi dan dikenal pula sebagai Malaikat Belas Kasihan. Gabriel juga dikenal sebagai Malaikat Penjaga Sakramen Baptis. Gabriel pula merupakan Malaikat Agung yang melambangkan Kabar Gembira dan kemenangan inkarnasi melawan dosa dan maut. Gabriel sering digambarkan memegang bunga lili yang melambangkan jiwa murni.
Romo Sheko dok, Remaja Digital Foto |
Dalam Homili Rm. Sheko, Romo mengatakan “Bahwa selain St. Mikael adalah Malaikat Bala Tentara surga, Santo Mikael pun merupakan Malaikat Penjaga Pintu Firdaus (Tempat dimana Adam dan Hawa pertama berada, dan kemudian diusir oleh Allah karena telah berdosa terhadap Allah dengan memakan buah dari pohon terlarang). Patung (arca) Mikael dilukiskan (digambarkan) dengan 2 versi. Versi pertama Tangan sebelah Kanan memegang Pedang dan Tangan Sebelah kiri memegang Timbangan. Versi Kedua Tangan sebelah Kanan memegang tombak dan Tangan sebelah kiri memegang Kitab. Tangan yang memegang Pedang atau Tombak memiliki makna bahwa Malaikat Mikael lah Penumpas Kejahatan dan Penghancur Iblis. Tangan sebelah kiri memegang Timbangan (atau disebut juga dengan Timbangan Keadilan) digunakan untuk menimbang doa-dosa yang dimiliki Manusia, karena St. Mikael adalah Penjaga Pintu Firdaus. Lalu yang Versi yang ke 2 yakni Tangan yang memegang kitab, mengartikan bahwa Mikael merupakan Penjaga pintu Firdaus yang dimana ayat-ayat kitab yang terdapat dikitab itu dijadikan pedoman untuk masuk ke Firdaus (walaupun yang memegang Kunci-Nya adalah tetap St. Petrus). Santo Mikael pun digambar kan sedang menginjak Iblis yang sering mengganguu Manusia dan menjerumuskan Manusia kedalam dosa.”
Santo Mikael dok. Frederik |
Rm. Sheko pun Mengajak Seluruh Umat Stasi Wiradesa agar dapat menjadi Mikael zaman Sekarang yang Mau Membela keadilan dan taat pula kepada Allah. Dan Rm. Sheko pun mengajak Seluruh umat pula untuk selalu mendaraskan doa singkat kepada St. Mikael yang adalah sebagai Pelindung dari Gereja Katolik di Stasi Wiradesa, yakni sebagai berikut:
DOA KEPADA ST. MIKAEL
“Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran; jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan sijahat. Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardik-Nya, dan semoga engkau, hai panglima pasukan surgawi, dengan kuasa Allah, mencampakkan kedalam neraka setan dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa. Amin.”
Rm. Sheko pun menjelaskan mengenai St. Mikael dimana Malaikat Agung itu pernah menampakan diri sekitar tahun 589 di atas gunung Gargano dikota Roma pada saat sedang terjadi wabah penyakit yang sedang meyerang kota itu. Pada saat itu Paus Gregorius Agung (Uskup Keuskupan Agung Roma) sangat sedih melihat Masyaraket-Nya banyak yang terkena Wabah Penyakit itu, dan Paus tersebut berdoa kepada Allah, dan seketika itupun ia mendapatkan suatu penglihatan dimana terlihat Seorang Malaikat (yg dipercayai adalah St. Mikael) berdiri di atas Gunung Gargano dan Malaikat itu sedang Menghunuskan Pedangnya. Lalu setelah Paus melihat suatu penglihatan itu, Hilanglah dan Musnahlah secara tiba-tiba Wabah Penyakit yang menyerang di kota itu, oleh sebab itu, Paus Bonafasius IV (608-15), pengganti Paus Gregorius memperintahkan untuk mendirikan gereja diatas gunung itu, untuk menghormati St. Mikael.
Penyerahan Tumpeng dok. Frederik |
Setelah Misa selesai, diadakan acara ramah tamah yang meliputi Potong Tumpeng dan Makan Bersama. Sebelum doa makan dilaksanakan acara Potong Tumpeng. Yang memotong Tumpeng adalah Bpk. M. Gunadi. Beliau adalah Sesepuh dari Gereja Stasi Wiradesa. Setelah ujung Tumpeng dipotong, Bpk. M. Gunadi menyerahkan-Nya kepada Romo Sheko selaku Pemimpin Perayaan dan sekaligus Romo Paroki.
Setelah melakukan potong tumpeng, langsung dimulai doa sebelum makan. Setelah berdoa umatpun langsung makan bersama.
Suasana Doa Bersama sebelum makan dok, Frederik |
Kebersamaan sebagai satu gereja terwujud atau tergambar pada saat makan bersama tersebut. Seluruh umat bergembira bersama dalam Perayaan dimalam itu. -fmw
~~
No comments