Breaking News

TERIMA KASIH ATAS KASIH DAN CINTA PENGGEMBALAAN BAPA USKUP

 

Terima kasih atas Kasih dan Cinta Penggembalaan Bapa Uskup


18 Januari 2017
Sourch: Paroki Pekalongan

Bapa Uskup Mgr. Julianus Sunarka, SJ adalah seorang gembala yang sungguh manjing ajur-ajer di tengah umat Keuskupan Purwokerto. Dinamika pastoral blusukan menjadi keunikan beliau dalam mengenali, merawat, dan menuntun domba-dombanya. Dimana beliau hadir, di situ selalu ada kebahagiaan dan semangat yang berkobar-kobar. Sebab itulah yang selalu beliau bawa dan bagikan bagi domba-dombanya. Beliau berkenan hadir, masuk dan tinggal di tempat yang sederhana, terbatas. Beliau rela membagikan waktu dan tenaga untuk menyapa umatnya yang membutuhkan. Beliau selalu membuka ruang dialog yang kondusif dan konstruktif dengan umat dari berbagai latar belakang didukung pula dengan cara beliau dalam berrelasi yang sederhana menjadikan beliau sangat mudah diterima. Beliau sangat dekat dengan imam dan umatnya, orang jawa mengatakan ngopeni sing ora kopen menjadi salah satu keutamaan rohani yang dikembangkan oleh Bapa Uskup. Beliau memperhatikan perkembangan dan jumlah imam, pertumbuhan dan kedewasaan iman umat sehingga semakin tegaklah Kerajaan Allah di Keuskupan Purwokerto. Semangat "Non Mea Sed Tua Voluntas" mendarah dan mendaging dalam hidup, karya, dan pelayanan Bapa Uskup di Keuskupan Purwokerto.
Ada banyak kisah manis yang tergores dalam buku catatan kami. Rasanya kisah itu tak akan cukup untuk kami ungkap dan bagikan dalam satu, dua, tiga lembar tulisan, sebab sedemikan banyaknya kisah itu kami miliki. Bapa Uskup kami telah purna tugas tetap kasih dan cintanya tetap terbatinkan dalam diri kami. Sebagai ungkapan dan wujud syukur kami kepada Tuhan atas penggembalaan Bapa Uskup selama ini, umat Keuskupan Purwokerto mengadakan Ekaristi Perpisahan dengan Bapa uskup di Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto. Ekaristi diadakan pada hari Selasa, 10 Januari 2017, pukul 17.00 wib. Seluruh imam, biarawan/wati dan umat di Keuskupan Purwokerto hadir dalam ekaristi ini. Ekaristipun berjalan meriah dan syahdu. Setelah ekaristi selesai, para imam dan umat dari masing-masing paroki mendokumentasikan peristiwa ini secara bergantian.
Setelah purna tugasnya, Bapa Uskup Mgr. Julianus Sunarka, SJ menerima Surat Tugas dari Provinsial SJ untuk menjadi pendoa bagi serikat dan Gereja semesta secara khusus Gereja Keuskupan Purwokerto dan tinggal di Girisonta.

Sekilas Inspirasi dan Refleksi
dok. Tri

Merenungkan figur Bapa Uskup Mgr. Julianus Sunarka, SJ teringat dengan sebuah bunga sederhana, yakni bunga dandelion. Dandelion merupakan tumbuhan yang memiliki bunga-bunga kecil yang terbang ditiup angin. Bunganya sederhana, tanpa warna-warni yang mencolok, hanya putih seperti lembaran kapas. Kesederhaan tak mengingkari keindahan yang ditampilkannya sehingga selalu menarik untuk dinikmati indahnya. Bunga dandelion yang kecil dan sederhana dapat tumbuh di mana saja, tergantung dimana benih itu jatuh. Bulir-bulir kecil bunganya yang ringan dan mudah terbawa angin akan menyebar kemana pun ia mau, yang akhirnya akan tumbuh menjadi bunga baru di tempat ia jatuh dan membawa kehidupan baru. Tanah kering dan tanah basah, tanah lereng dan curam atau bahkan dataran subur dan tandus sekalipun tetap menjadi tempat tumbuhnya. Ia tak memilih dimana ia harus jatuh dan dimana ia harus bertumbuh. Ia menerima apapun situasinya karena di situlah ia akan bertumbuh dan membawa kehidupan baru.

Hidup dan penggembalaan Bapa Uskup sebagaimana bunga dandelion ini. Beliau yang sederhana tetapi tetap menampilkan kharisma. Kewibawaan Kristus memancar amat kuat dalam hidup imamatnya. Beliau yang sederhana dan mampu bertumbuh dan berkembang membawa kehidupan baru di mana pun beliau berada. Sulit dan berat sekalipun, tetap dihadapi sebagai sebuah tanggungjawab penggembalaan yang harus diemban. Dan di situlah, kehidupan baru selalu dilahirkan kembali.
Selepas purna pun, Bapa Uskup tetap terus melahirkan kehidupan baru sebagai pendoa bagi Gereja dimanapun beliau berada. Keakraban doanya merupakan saat dimana perpaduan kasih Allah dan manusia berjumpa dengan ketulusan dan kesadaran. Senja menjadi saat istimewa untuk bercengkrama dengan alam semesta. Senja menjadi saat dimana kita memeluk erat segala aktivitas harian itu, saat dimana kita berintrospeksi dan berrefleksi, saat dimana impian mulai dirangkai kembali, saat dimana doa membungkus semua perjalanan yang telah dan masih akan dilalui dalam kehidupan ini. 
Bapa Uskup, Mgr. Julianus Sunarka, SJ terimakasih atas kasih dan cinta Bapa Uskup bagi kami, umat Paroki St. Petrus Pekalongan.
Selamat melanjutkan pelayanan sebagai pendoa bagi Gereja di masa purna tugas. Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan bagi Mounsigneur.


Tuhan memberkati,

No comments