Breaking News

ABU DI HARI RABU - RABU ABU 2017

 

Abu di hari Rabu: Awal Olah Rohani Masa Prapaskah



Prapaskah adalah suatu permulaan baru, suatu jalan yang menghantar ke suatu tujuan pasti Paskah: Kemenangan Kristus akan maut. Dan masa ini senantiasa menyerukan suatu undangan yang kuat kepada pertobatan: Seorang kristiani dipanggil untuk kembali kepada Allah “dengan segenap hatimu” (Yoel 2:12), agar tidak berpuas diri dengan suatu kehidupan yang biasa-biasa saja, tetapi bertumbuh dalam persahabatan dengan Tuhan. Yesus adalah sahabat setia yang tidak pernah meninggalkan kita. Pun ketika kita berdosa, Ia menunggu dengan sabar kembalinya kita kepada Dia dan, dengan penantian ini, Ia menyatakan kesiapsedian-Nya untuk mengampuni (Homili Paus Fransiskus, Misa 8 Januari 2016). Tulisan ini merupakan kutipan dari pesan prapaskah Paus Fransiskus bagi umat Katolik yang dapat kita pakai sebagai bahan olah rohani memaknai prapaskah dalam hidup kita. Sementara bagi Gereja Keuskupan Purwokerto, pesan prapaskah yang didengung dan olah selama masa prapaskah serta menjadi fokus olahan tahun 2017 berbicara tentang "Keluarga Berdialog tentang Ekologi." Gereja Keuskupan Purwokerto berharap keluarga-keluarga Katolik makin terbuka dengan alam sekitar: memiliki, menjaga, merawat, dan melestarikan alam ciptaan yang Tuhan sediakan bagi kehidupan. 
Masa prapaskah yang telah dan akan kita jalani merupakan masa retret agung yang mana kita berolah rohani (bertobat) di hadapan Tuhan melalui doa, matiraga, dan amalkasih. Masa ini diawali dengan adanya Ekaristi Rabu Abu. Kekhasan dari Ekaristi Rabu Abu ialah penandaan salib pada dahi dengan menggunakan abu hasil pembakaran daun palma kering yang telah diberkati tahun sebelumnya. Abu merupakan tanda pertobatan. Di dalam Kitab Suci, abu dipakai sebagai tanda pada pertobatan Niniwe, selain juga mengingatkan diri kita yang diciptakan dari debu, dan akan kembali menjadi debu. Ketika petugas mengoleskan abu pada dahi kita, petugas mengucapkan, "Bertobatlah, Percayalah kepada Injil," yang merupakan seruan bagi umat beriman untuk sungguh merenungkan dan menghidupi masa prapaskah sebagai masa pertobatan.
Perayaan Ekaristi Rabu Abu di Gereja Stasi Wiradesa diadakan pada hari Selasa, 28 Februari 2017 yang dimulai pukul. 18.00 wib. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh RD. Martinus Ngarlan. Umat yang menghadiri perayaan ekaristi ada sekitar +- 95 umat.
Inilah awal dari peziarahan umat beriman dalam masa prapaskah, masa penuh rahmat untuk memperbaharui perjumpaan kita dengan Kristus yang hidup dalam Sabda-Nya, dalam sakramen-sakramen dan dalam diri sesama. Paus Fransiskus menyampaikan, "Tuhan, yang selama 40 hari berpuasa di padang gurun telah mengalahkan tipu muslihat si Pengoda, menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Semoga Roh Kudus menuntun kita kepada jalan yang benar menuju pertobatan, untuk menemukan kembali anugerah Sabda Allah, dibersihkan dari dosa yang membutakan dan melayani Kristus yang hadir lewat saudara-saudari yang berkekurangan. Saya mendorong semua umat beriman untuk mengalami pembaharuan spiritual ini dengan berpartisipasi dalam pelbagai aksi Prapaskah yang dilakukan oleh banyak organisasi gerejani di pelbagai belahan bumi untuk mengembangkan budaya perjumpaan dalam satu keluarga umat manusia kita. Marilah kita saling mendoakan, agar dengan mengambil bagian dalam kemenangan Kristus, kita tahu membuka pintu-pintu hati kita kepada mereka yang lemah dan yang miskin. Dan karena itu, kita dapat mengalami dan membagikan kepenuhan kegembiraan Paskah."

Selamat berolah rohani,

Selamat Retret Agung,


Tuhan memberkati,
(dok; Paroki pekalongan)

No comments